Minggu, 17 Juni 2007

 

I A I N (INGKAR ALLAH INGKAR NABI) ???

Enam tahun yang lalu sebelum aku menginjakkan kaki di Kairo dan kuliah di al-azhar university, aku pernah kuliah selama 1 tahun(2 semester) di UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, yang sebelumnya bernama IAIN, banyak pengalaman yang aku tidak bisa dilupakan di UIN Jakarta waktu itu, salah satunya adalah ketika majalah SABILI dan majalah HIDAYATULLAH menurunkan berita yang berjudul IAIN (INGKAR ALLAH INGKAR NABI), waktu itu semua oknum yang bersangkutan yang ada di dalam wilayah IAIN/UIN merasa terhina dan merasa ada yang salah dalam pemberitaan itu, begaimana tidak, toh selama ini IAIN dikenal sebagai lembaga pendidikan islam, bisa-bisanya dicap sebagai ingkar Allah ingkar Nabi, waktu itu bapak rektor UIN langsung memberikan komentar dan sanggahan dari berita tersebut, dikatakannya bahwa yang benar adalah " ittiba' Allah ittiba' Nabi" atau pengikut Allah pengikut Nabi, saya pribadi yang waktu itu sebagai mahasiswa di UIN, tidak terlalu merasa ada yang salah di pemberitaan itu, toh memang ada banyak kejanggalan yang saya temui di UIN waktu itu.
Saya sempat heran ketika waktu pertama kali memasuki program pengenalan studi dan alamamater, waktu itu kami-kami yang masih mahasiswa baru disuguhi dengan pertunjukan musik hingar-bingar, sebuah pertunjukan musik oleh kakak-kakak senior yang menampilkan musik-musik keras dan tidak layak dipertunjukkan oleh mahasiswa muslim dan orang islam semestinya, dengan bunyi musik yang memekakkan telinga, kami merasa heran, ada apa di kampus ini?? inikah IAIN Jakarta?? inikah kampus yang bercorak islam?? mana Islam-nya?? dan seribu macam pertanyaan dalam hati waktu itu.
Memasuki hari-hari perkuliahan, saya semakin ragu dengan UIN sebagai lembaga yang betul-betul bisa membawa islam sebagai ajaran yang bisa membimbing masyarakat ke jalan yang lebih baik, bagaimana tidak, hampir setiap saat di dalam kampus selalu diadakan konser-konser musik yang sangat-sangat tidak pantas dilakukan mahasiswa-mahasiswa yang mengaku belajar islam, musik-musik keras dan pesta yang bercampur baur di dalamnya mahasiswa dan mahasiswi kadang membuat masyarakat setempat menegur.
Belum lagi organisasi mahasiswa yang menurutku sudah kebablasan tumbuh bagaikan jamur di UIN, saya tahu pasti ada golongan-golongan tertentu di UIN yang tidak lagi mengakui kebenaran al-qur'an, ada yang tidak shalat 5 waktu lagi, tidak puasa ramadhan lagi. Bahkan ada yang getol mempropagandakan ide-ide sosialis yang mengarah pada ide-ide atheisme.
Bahkan buku-buku yang menjadi barometer permikiran rata-rata mahasiswa ketika itu adalah buku-buku yang mengarah pada islam liberal yang pada saat bersamaan memang orang-orang dari UIN lah yang terjun dalam propaganda islam liberal di Indonesia, tokoh-tokoh islam liberal banyak sekali dari kalangan UIN waktu itu.
Lebih-lebih lagi kagetnya diri ini, ketika mengetahui keterlibatannya dosen-dosen UIN sebagai dosen pendidikan islam di sekolah tinggi theologi kristen di salah satu perguruan tinggi theologi di Jakarta, sudah jelas-jelas sekolah theologi kristen itu bertujuan untuk memurtadkan ummat islam Indonesia lantas kenapa mereka mau mengajar Islam di sana?, kenapa justru membantu mereka untuk menyebarkan ajaran kristen di Indonesia?, saya sedih sekali mendengar hal itu.
Belum lagi pergaulan mahasiswa di UIN yang menurutku jauh sekali dengan tuntunan ajaran islam, ide-ide kapitalisme, liberalisme, dan sekulerisme tumbuh subur di UIN waktu itu, memang tidak semuanya demikian tapi sebagian besar terpengaruh dengan ide-ide tersebut yang tiap harinya disuguhkan ke hadapan para mahasiswa.
Saya tidak mengerti kenapa lembaga pendidikan yang berlabel islam ini jadi begini, ada apa dengan UIN ini, dan banyak lagi pertanyaan yang mengganjal di hatiku waktu itu, akhirnya...akhirnya...dengan harapan bisa mendapatkan yang lebih baik, aku tinggalkan kampus UIN dengan sedih dan penuh harapan, nantinya ada orang-orang yang sadar yang bisa memperbaiki keadaannya yang memilukan dan memprihatinkan itu. Tahun 2002 kutinggalkan UIN Jakarta tanpa pamit, teman-teman sekelasku tidak banyak yang tahu kalau aku sudah kuliah di al-azhar university Kairo. Biarlah mereka berpikir dan merenung, akankah UIN akan berlanjut dalam ide-ide liberalnya ataukan akan menjadi panutan ummat islam di Indonesia nantinya. Tidak ada yang bisa berubah kecuali dengan kesadaran dan kembali ke ajaran yang murni. Tulisan ini sebagai kisah dan kilas balik perjalanan hidupku di Jakarta khususnya di UIN Jakarta. Tidak bermaksud mencela dan meremehkan, cuma sedih saja menyaksikan lembaga yang berlebel islam ini tidak berjuang membela islam dan ummat islam, justru ide-ide yang berkembang di dalamnya membingungkan ummat islam Indonesia
Cuma satu harapan, semoga UIN bisa menjadi panutan ummat islam di Indonesia nantinya, dan sarjana-sarjananya bisa menjadi muslim-muslim yang membantu masyarakat memahami islam dengan benar tidak justru meracuni pemikiran ummat dengan ide-ide dari Barat yang liberal dan sekuler.

Komentar: Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]





<< Beranda

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]