ABU NABIL ZIYAD

inilah pemandangan bangunan rumah-rumah di kota kairo, semuanya rumah susun, rumah-rumah sudah disiapkan pemerintah, masyarakat tinggal membelinya.
Saya biasa tanyakan berapa harga yang termurah untuk bisa beli rumah di Kairo, kata orang-orang, harga yang termurah untuk bisa hidup layak(menengah ke atas) biasanya seharga 40.000 pound Mesir, kalau dirupiahkan sekitar 65 juta rupiah, rumahnya itu belum ada isinya, masih kosong, biasanya ada 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, dan satu ruang tamu.
Berarti pemuda-pemuda Kairo yang akan menikah harus mempersiapkan uangnya sekitar, berapa yah?, yang jelas lebih dari harga rumah itu, karena masyarakat Kairo biasanya kalau mau menikah syarat utamanya adalah sang laki-laki sudah punya syaqqah (flat) atau rumah, kalau belum punya rumah kemungkinan untuk menikah sangat kecil, bisa sih untuk ngontrak dulu tapi biasanya juga ada perjanjian hitam diatas putih bahwa...sekitar berapa tahun kemudian setelah menikah dia harus sudah punya rumah sendiri.
Bukan cuma rumah saja, tapi isinya juga harus lengkap semua baru bisa menikah, mulai dari lemari es, lemari pakaian, mesin cuci, televisi, dan lain-lainnya. Bukannya wanita-wanita Kairo matre, alias mata duitan, tapi memang begitulah di Kairo kebiasaannya yang memang sangat memberatkan pemuda-pemuda disini. Makanya banyak pemuda yang sudah Doktor(selesai s3) tapi belum nikah-nikah juga, cuma karena belum punya rumah.
Untung saja di negeriku tidak begitu, sekiranya begitu, hemmmmmm, saya dan teman-temanku yang belum punya rumah sendiri jangan bermimpi nikah secepatnya.